Sunday 5 August 2018

MATERI KMD KELAS X PERKEMBANGAN DUNIA ISLAM


PERKEMBANGAN DUNIA ISLAM

A.     Kejayaan Islam Abad VII – X di Bagdad dan Cordova
Kejayaan Islam Abad VII – X, ditandai kebesaran Dinasti Abbasyiyah dan Umaiyah Andalusia.
1.   Dinasti Abbasyiyah di Bagdad
Dinasti ini didirikan oleh Abdul Abbas As Saffah dari keturuan Abbas bin Abdul Muthalib dengan Bagdad sebagai pusat kekhalifahan.
Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik itu, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode:
1.      Periode Pertama (132 H/750 M-232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia pertama
2.      Periode Kedua (232 H/847 M-334 H/945 M), disebut pereode pengaruh Turki pertama
3.      Periode Ketiga (334 H/945 M-447 H/1055 M), masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khilafah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua
4.      Periode Keempat (447 H/1055 M-590 H/l194 M), masa kekuasaan dinasti Bani Seljuk dalam pemerintahan khilafah Abbasiyah; biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua
5.      Periode Kelima (590 H/1194 M-656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar kota Bagdad.
            Pada periode pertama pemerintahan Bani Abbas mencapai masa keemasannya. Secara politis, para khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun setelah periode ini berakhir, pemerintahan Bani Abbas mulai menurun dalam bidang politik, meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan terus berkembang. Masa pemerintahan Abu al-Abbas, pendiri dinasti ini sangat singkat, yaitu dari tahun 750-754 M. karena itu, pembina sebenarnya dari daulat Abbasiyah adalah Abu Ja’far al-Manshur (754-775 M). Dia dengan keras menghadapi lawan-lawannya dari Bani Umayyah, Khawarij, dan juga Syi’ah yang merasa dikucilkan dari kekusaan. Untuk mengamankan kekuasaannya, tokoh-tokoh besar yang mungkin menjadi saingan baginya satu per satu disingkirkannya. Abdullah bin Ali dan Shalih bin Ali, keduanya adalah pamannya sendiri yang ditunjuk sebagai gubernur oleh khalifah sebelumnya di Syria dan Mesir, karena tidak bersedia membaiatnya, dibunuh oleh Abu Muslim al- Khurasani atas perintah Abu Ja’far. Abu Muslim sendiri karena dikhawatirkan akan menjadi pesaing baginya, dihukum mati pada tahun 755 M 2. Pada mulanya ibu kota negara adalah al-Hasyimiyah, dekat Kufah. Namun, untuk lebih memantapkan dan menjaga stabilitas negara yang baru berdiri itu, al- Mansyur memindahkan ibu kota negara ke kota yang baru dibangunnya, Bagdad, dekat bekas ibu kota Persia, Clesiphon, tahun 762 M. Dengan demikian, pusat pemerintahan dinasti Bani Abbas berada di tengah-tengah bangsa Persia. Di ibu kota yang baru ini al- Manshur melakukan konsolidasi dan Penertiban pemerintahannya. Dia mengangkat sejumlah personal untuk menduduki jabatan di lembaga eksekutif dan yudikatif. Di bidang pemerintahan, dia menciptakan tradisi baru dengan mengangkat Wazir sebagai koordinator departemen, Wazir pertama yang diangkat adalah Khalid bin Barmak, berasal dari Balkh, Persia. Dia juga membentuk lembaga protokol negara, sekretaris negara, dan kepolisian negara disamping membenahi angkatan bersenjata. Dia menunjuk Muhammad ibn Abdurrahman sebagai hakim pada lembaga kehakiman negara. Jawatan pos yang sudah ada sejak masa dinasti Bani Umayyah ditingkatkan perananya dengan tambahan tugas. Kalau dulu hanya sekedar untuk mengantar surat.
            Pada masa al-Manshur, jawatan pos ditugaskan untuk menghimpun seluruh informasi di daerah-daerah sehingga administrasi kenegaraan dapat berjalan lancar. Para direktur jawatan pos bertugas melaporkan tingkah laku gubernur setempat kepada khalifah. Khalifah al-Manshur berusaha menaklukkan kembali daerah-daerah yang sebelumnya membebaskan diri dari pemerintah pusat, dan memantapkan keamanan di daerah perbatasan. Diantara usaha-usaha tersebut adalah merebut benteng-benteng di Asia, kota Malatia, wilayah Coppadocia dan Cicilia pada tahun 756-758 M. Ke utara bala tentaranya melintasi pegunungan Taurus dan mendekati selat Bosporus. Di pihak lain, dia berdamai dengan kaisar Constantine V dan selama genjatan senjata 758-765 M, Bizantium membayar upeti tahunan. Bala tentaranya juga berhadapan dengan pasukan Turki Khazar di Kaukasus, Daylami di laut Kaspia, Turki di bagian lain Oksus dan India. 

Abu Jafar Al Mansur adalah khalifah yang mengawali pembangunan kota Bagdad sebagai pusat kekhalifahannya pada tahun 762 M. beliau merupkan khalifah Dinasti Abbasyiyah yang kedua. Al Mansur adalah tokoh yang dengan keras mendorong para cendekiawan untuk menyusun buku-buku ilmiah dan menterjemahkan buku-buku Yunani Kuno. Bagi siapapun yang berhasil menyalin buku-buku tersebut ke dalam Bahasa Arab maupun Bahasa Parsi, tanpa membedakan-bedakan latar belakangnya akan diberikan imbalan (royalty) yaitu berupa emas murni seberat timbangan buku hasil terjemahan mereka.
Perkembangan Dinasti Abbasyiyah mencapai puncaknya ketika kekuasaan dipegang oleh Harun Al Rasyid (786-809 M), seorang khalifah yang kemasyhuran dan kecemerlangannya dapat disejajarkan dengan Khalifah Umar bin Abdul Azis dari Dinasti Umaiyah. Dalam suasana semaraknya ilmu pengetahuan dunia Islam, lahirlah tokoh-tokoh cendekiawan muslim, antara lain:
a.                   Al Kindi
Abu yusuf ya’kub Al-Kindi adalah dikenal sebagai filsuf pertama yang lahir dari kalangan Islam, Nasabnya sampai pada Qahthan berdarah Arab asli. Semasa hidupnya, selain bisa berbahasa Arab, ia mahir berbahasa Yunani. Dia juga salah seorang ilmuwan besar muslim dalam bidang kedokteran dan pemilik salah satu pemikiran terbesar yang dikenal sepanjang peradaban manusia.
Al-Kindi dilahirkan di Kufah, ayahnya adalah seorang pejabat pemerintahan pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid. Dia dipanggil dengan Al-Kindi karena dihubungkan dengan kabilahnya, yaitu kabilah Arab Kindah. Dia dijuluki filsuf Arab karena dialah filsuf muslim pertama. Barangkali juga karena dialah satu-satunya diantara sekian banyak filsuf muslim yang tidak diragukan kearabannya. Perlu disebutkan bahwa berbagai literatur Barat telah menyelewengkan namanya menjadi Alchendius, sekalipun literatur Barat saat ini menulis dengan namanya yang benar, yaitu Al-Kindi.
b.                   Ibnu Sina (Avicena)
Nama latin Ibn Sina adalah Avicanna, beliau adalah ahli ilmu kedokteran dan filsafat. Karya besarnya dalam bidang kedokteran adalah al-Qanun fi al-Thib. Buku ini selama lima abad menjadi buku pegangan di universitas-universitas di Eropa. Selain itu, beliau juga memiliki karya iliah pada bidang logika, matematika, astronomi, fisika, mineralogy, ekonomi,dan politik.
c.                    Abu Ali Al Hasan
Ali Muhammad Al-Hassan Al-Haitham atau Alhazen merupakan kelahiran Iraq. Alhazen dilahirkan di Al-Basrah pada tahun 354 Hijriah atau 965 Masehi dan meninggal pada tahun 1039 Masehi di Kairo, Mesir. Alhazen merupakan ahli sains, matematika, filosofi, astronomi, dan polimath dari masa ke-emasan Kekaisaran Islam.
Karya dan hasil penelitian beliau merupakan rujukan dan dasar untuk penelitian-penelitian serupa di Eropa dan Barat sama seperti ibnu sina  dan Gabert yang karya dan hasil penelitiannya menjadi rujukan di dunia Barat.

Bahkan penelitian beliau tentang optik telah menjadi ilham bagi ilmuwan barat seperti Kepler dan Roger Bacon dalam membuat Teleskop dan Mikroskop. Yang mana dalam teleskop dan mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sulit dilihat oleh mata. Berikut Biografi, Karya-Karya Abu Ali Muhammad Al-Hassan Al-Haitaham (Al-Hazen), dan Kontribusinya bagi Sains dan ilmu pengetahuan.

d.                   Muhammad Ibnu Musa Al Khawarismi
Beliau dikenal sebagai Penemu Aljabar dan Angka Nol. Nama Asli dari Al-Khawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi. Selain itu beliau dikenali sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Al-Khawarizmi dikenal di Barat sebagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lagi. Ia dikenal sebagai penemu dari Aljabar dan juga angka nol. Beliau dilahirkan di Bukhara.Tahun 780-850M adalah zaman kegemilangan al-Khawarizmi. al-Khawarizmi telah wafat antara tahun 220 dan 230M. Ada yang mengatakan al-Khawarizmi hidup sekitar awal pertengahan abad ke-9M. Sumber lain menegaskan beliau hidup di Khawarism, Usbekistan pada tahun 194H/780M dan meninggal tahun 266H/850M di Baghdad.

Dalam pendidikan telah dibuktikan bahawa al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas. Pengetahuan dan keahliannya bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah, logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia
e.                   Jabir Abu Musa Ibnu Haiyan
Abu Musa Jabir bin Hayyan juga dikenal sebagai Geber, adalah seorang tokoh Muslim polymath : ahli kimia dan alkemis, astronom dan astrolog, insinyur, ahli geografi, filsuf, fisikawan, dan apoteker dan dokter. Lahir dan dididik di Tus, ia kemudian melakukan perjalanan ke Kufah dan ayahnya berasal dari Suriah ( Bilad al-Sham ).

Kontribusi terbesar Jabir adalah dalam bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki Vizier, pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap.

Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses tersebut.

Beberapa penemuan Jabir Ibn Hayyan diantaranya adalah: asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, tehnik distilasi dan tehnik kristalisasi. Dia juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas.

Jabir Ibn Hayyan mampu mengaplikasikan pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Dia jugalah yang pertama mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca.

Jabir Ibn Hayyan juga pertama kali mencatat tentang pemanasan wine akan menimbulkan gas yang mudah terbakar. Hal inilah yang kemudian memberikan jalan bagi Al-Razi untuk menemukan etanol.
f.                     Ibnu Bitar
Nama lengkapnya Abu Muhammad Abdallah Ibn Ahmad Ibn al-Baitar Dhiya al-Din al-Malaqi (ابن البيطار). Namun salah satu ilmuwan Muslim terbaik yang pernah ada ini lebih dikenal sebagai Ibnu Al-Baitar/Al-Baytar. Dia dikenal sebagai ahli botani (tetumbuhan) dan farmasi (obat-obatan) pada abad pertengahan. Dilahirkan pada akhir abad 12 di kota Malaga (Spanyol), Ibnu Al-Baitar menghabiskan masa kecilnya di tanah Andalusia tersebut.


Minatnya pada tumbuh-tumbuhan sudah tertanah semenjak kecil. Beranjak dewasa, dia pun belajar banyak mengenai ilmu botani kepada Abu al-Abbas al-Nabati yang pada masa itu merupakan ahli botani terkemuka. Setelah belajar pada Ibn Al-Rumeyya, ia menguasai tiga bahasa sekaligus, Spanyol, Yunani, dan Suriah. Berbekal kemampuan berbahasa inilah, ia mengadakan perjalanan ke beberapa negara untuk mengembangkan ilmu yang diminatinya, botani. Dari sinilah, al-Baitar pun lantas banyak berkelana untuk mengumpulkan beraneka ragam jenis tumbuhan.

g.                   Al Biruni
Ilmuwan kondang itu bernama lengkap Abu Rayhan Muhammed Ibnu Ahmad Al-Biruni. Dia terlahir menjelang terbit fajar pada 4 September 973 M di kota Kath – sekarang adalah kota Khiva – di sekitar wilayah aliran Sungai Oxus, Khwarizm (Uzbekistan). Sejarah masa kecilnya tak terlalu banyak diketahui. Dalam biografinya, Al-Biruni mengaku sama sekali tak mengenal ayahnya, hanya sedikit mengenal tentang kakeknya.
Selain menguasai beragam ilmu pengetahuan, Al-Biruni juga fasih sederet bahasa seperti Arab, Turki, Persia, Sansekerta, Yahudi, dan Suriah. Al-Biruni muda menimba ilmu matematika dan Astronomi dari Abu Nasir Mansur. Menginjak usia yang ke-20 tahun, Al-Biruni telah menulis beberapa karya di bidang sains. Dia juga kerap bertukar pikiran dan pengalaman dengan Ibnu Sina – ilmuwan besar Muslim lainnya yang begitu berpengaruh di Eropa.
”Dia adalah salah satu ilmuwan terbesar dalam seluruh sejarah manusia.” Begitulah AI Sabra menjuluki Al-Biruni — ilmuwan Muslim serba bisa dari abad ke-10 M. Bapak Sejarah Sains Barat, George Sarton pun begitu mengagumi kiprah dan pencapaian Al-Biruni dalam beragam disiplin ilmu. ”Semua pasti sepakat bahwa Al-Biruni adalah salah seorang ilmuwan yang sangat hebat sepanjang zaman,” cetus Sarton.
Bukan tanpa alasan bila Sarton dan Sabra mendapuknya sebagai seorang ilmuwan yang agung. Sejatinya, Al-Biruni memang seorang saintis yang sangat fenomenal. Sejarah mencatat, Al-Biruni sebagai sarjana Muslim pertama yang mengkaji dan mempelajari tentang seluk beluk India dan tradisi Brahminical. Dia sangat intens mempelajari bahasa, teks, sejarah, dan kebudayaan India.
Kerja keras dan keseriusannya dalam mengkaji dan mengeksplorasi beragam aspek tentang India, Al-Biruni pun dinobatkan sebagai ‘Bapak Indologi’ — studi tentang India. Tak cuma itu, ilmuwan dari Khawarizm, Persia itu juga dinobatkan sebagai ‘Bapak Geodesi’. Di era keemasan Islam, Al-Biruni ternyata telah meletakkan dasar-dasar satu cabang keilmuan tertua yang berhubungan dengan lingkungan fisik bumi.
Selain itu, Al-Biruni juga dinobatkan sebagai ‘antropolog pertama’ di seantero jagad. Sebagai ilmuwan yang menguasai beragam ilmu, Al-Biruni juga menjadi pelopor dalam berbagai metode pengembangan sains. Sejarah sains mencatat, ilmuwan yang hidup di era kekuasaan Dinasti Samanid itu merupakan salah satu pelopor merote saintifik eksperimental.
Dialah ilmuwan yang bertanggung jawab untuk memperkenalkan metode eksperimental dalam ilmu mekanik. Al-Biruni juga tercatat sebagai seorang perintis psikologi eksperimental. Dia juga merupakan saintis pertama yang mengelaborasi eksperimen yang berhubungan dengan fenomena astronomi. Sumbangan yang dicurahkannya untuk pengembangan ilmu pengetahuan sungguh tak ternilai.
Al-Biruni pun tak hanya menguasai beragam ilmu seperti; fisika, antropologi, psikologi, kimia, astrologi, sejarah, geografi, geodesi, matematika, farmasi, kedokteran, serta filsafat. Dia juga turun memberikan kontrbusi yang begitu besar bagi setiap ilmu yang dikuasainya itu. Dia juga mengamalkan ilmu yang dikuasainya dengan menjadi seorang guru yang sangat dikagumi para muridnya.

h.                   Al Fazari
Abu abdallah Muhammad bin Ibrahim al-Fazari (meninggal 796 atau 806) adalah seorang filsuf, matematikawan dan astronom  Muslim. Ia banyak menterjemahkan buku-buku sains ke dalam bahasa Arab dan Persia. Ia juga merupakan astronom muslim pertama yang membuat astrolobe, alat untuk mengukur tinggi bintang. Ia pernah mendapat tugas untuk menterjemahkan ilmu angka dan ilmu hitung, serta ilmu astronomi India yang bernama Sind Hind, oleh khalifah Al Mansyur dari Abbasiyah.

Ayahnya bernama Ibrahim Al-Fazari yang juga seorang astronom dan matematikawan. Beberapa sumber menyebut dia sebagai seorang Arab, sumber lain menyatakan bahwa ia adalah seorang Persia. Al Farazi menetap serta berkarya di Baghdad, Irak, ibu kota kekhalifahan Abbasiyah.

Muhammad bin Ibrahim al-Fazari bersama ayahnya, Ibrahim al fazari, merupakan seorang ahli matematika dan astronom di istana kekhalifahan Abbasiya, di era khalifah harun al Rasyid. Ia menyusun berbagai jenis penulisan astronomi.

Bersamaan dengan Ya’qub ibn Thariq dan ayahnya, ia membantu menterjemahkan teks astronomi India oleh Brahma gupta (abad 7 M), Brahma Sphuta Siddhanta, ke dalam bahasa Arab sebagai Az jiz ala Sini al Arab atau kitab Sindhind. Terjemahan ini dimungkinkan sebagai saran penting dalam tranmisi angka hindu dari India ke dalam Islam.
i.                     Al Mas’udi
Al-Mas’udi dikenal sebagai sejarawan dan ahli geografi Arab. Ia dilahirkan di Baghdad, Irak, pada akhir abad XIX. Nama lengkapnya adalah Abu al-Hasan Ali bin Husein Ibnu Ali Mas’udi. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, al-Mas’udi tertarik mempelajari sejarah dan adat-istiadat masyarakat suatu tempat. Hal inilah yang mendorongnya untuk mengembara dari satu negeri ke negeri lain, mulai dari Persia, Istakhr, Multan, Manura, Ceylon, Madagaskar, Oman, Caspia, Tiberias, Damaskus, Mesir, dan berakhir di Suriah. Dalam pengembaraannya, al-Mas’udi mempelajari ajaran Kristen dan Yahudi, serta sejarah negara-negara Barat dan Timur.
j.                     Maulana Jalaludin Ar Rumi
Jalaluddin Rumi adalah seorang tokoh sufi yang cukup tersohor dijamannya. Karya-karya dan ajaran-ajaran beliau tak pernah lekang oleh waktu. Beliau memang bukan sekadar penyair, Jalaluddin Rumi adalah guru nomor satu tarekat Maulawiah — sebuah tarekat yang berpusat di Turki dan berkembang meluas di daerah sekitarnya. Tarekat tersebut pernah mempunyai pengaruh yang besar dalam lingkungan Istana Kekhalifahan Turki Utsmani dan kalangan seniman pada sekitar tahun l648.
Sebagai seorang yang telah terbuka mata batinnya, Jalaluddin Rumi sangat menentang pendewa-dewaan logika dan indera dalam menentukan kebenaran hakiki, yang mana penyakit tersebut telah menjangkiti sebagian besar ummat Islam pada masa hidup beliau.
Bagi sebagian orang yang berpedoman bahwa akal (logika) adalah segalanya, kebenaran baru dianggap benar bila mampu digapai oleh indera dan akal. Sedangkan segala sesuatu yang tidak dapat dimengerti, dicerna, dan dipahami oleh indera dan akal, akan segera mereka ingkari dan tidak mengakui.

k.                    Abu Hamid Muhammad Al Ghazali
Dialah Muhammad Bin Muhammad Bin Muhammad Abu Hamid Al-Ghazali Al-Mujtahid Al-Faqih Al-Ushuli Al-Mutakallim Ath-Thusi Asy-Syafi'i. Beliau dilahirkan pada tahun 450 H. Al-Ghazali mempunyai seorang ayah yang soleh sufi menjaga hati dan tangannya untuk melakukan yang halal. Sebelum ayahnya meninggal beliau berwasiat kepada temannya yang sholeh juga sufi untuk menjaga putranya yang bernama abu hamid Al-Ghazali sama saudaranya yang bernama Ahmad Al-Ghazali.

Setelah beranjak beberapa tahun berlalu, uang dan bekal yang dititipkan sang ayah untuk Imam Al-Ghazali dan saudaranya Imam Ahmad Al-Ghazali akhirnya habis juga sehingga mereka berdua terpaksa disekolahkan di Madrasah Nidzomiyah di Baghdad, Iraq. Setelah Al-Ghazali mengusai segala bidang ilmu, baik dalam Ilmu Fiqih, ilmu Jidal (debat ilmiah), Ilmu Ushul dan Filsafat. Akkhirnya Al-Ghazali memilih jalan Shufi dan beliau menuju ke negara Syam untuk 'Uzlah (menjauh dari hiruk pikuk) serta Kholwah (menyendiri) di Menara Masjid
l.                     Rabi’ah Al adawiyah Rabi’ah al-Adawiyah adalah seorang sufi wanita yang nama dan ajaran-ajarannya telah memberi inspirasi bagi para pecinta Ilahi. Rabi’ah adalah seorang sufi legendaries. Sejarah hidupnya banyak diungkap oleh berbagai kalangan, baik di dunia sufi maupun akademisi. Rabi’ah adalah sufi pertama yang memperkenalkan ajaran Mahabbah (Cinta) Ilahi, sebuah jenjang (maqam) atau tingkatan yang dilalui oleh seorang salik (penempuh jalan Ilahi). Selain Rabi’ah al-Adawiyah, sufi lain yang memperkenalkan ajaran mahabbah adalah Maulana Jalaluddin Rumi, sufi penyair yang lahir di Persia tahun 604 H/1207 M dan wafat tahun 672 H/1273 M. Jalaluddin Rumi banyak mengenalkan konsep Mahabbah melalui syai’ir-sya’irnya, terutama dalam Matsnawi dan Diwan-i Syam-I Tabriz.


2.   Dinasti Umaiyah Andalusia di Cordova
Di Belahan Barat berdiri dengan megahnya Khalifah Umaiyah (757 – 1492 M) yang berpusat di Cordova Spanyol. Kekhalifahan diawali masuknya pasukan Islam pimpinan Thariq Ibnu Ziyyad tahun 711 M menaklukkan kerajaan Visighotic yang diperintah raja Roderick. Di bawah kekhalifahan Abdur Rahman II kekuasaan Islam Andakusia meluas dengan pemerintahan yang kuat.
Pemerintahan Andalusia oleh Khalifah Hakkam II Al Muntanshir (61 M) memberi perhatian besar terhadap ilmu pengetahuan. Khalifah ini mengeluarkan biaya besar untuk mendorong pertumbuhan ilmu pengetahuan. Cara yang dilakukannya antara lain membeli buku-buku ilmiah dari Bagdad. Kemudian Cordova mulai dikenal sebagai pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Banyak perpustakaan yang sarat dengan buku-buku yang mecakup segala bidang. Bukan hanya buku keagamaan, tetapi juga bukubuku umum seperti filsafat, ilmu falak, matematika, kedokteran, kebudayaan dan kesenian.
Pada masa Dinasti Umaiyah inilah lahirlah sekian banyak intelektual muslim yang sangat harum namanya. Diantaranya adalah Ibnu Bahjah, Ibnu Tufail dan ibnu Rusyd. Ibnu Rusyd (1126 – 1198 M) dikenal sebagai seorang dokter dengan karyanya yang terkenal di dunia barat “Colliget” atau “Kitabul Kulliyat”. Cendekian Muslim lainnya yang perlu dicermati adalah Ibnu Khaldun. Beliau lahir di Tunisia sekitar abad IX dan ahli di bidang sosiologi. Demikian pula nama Muhyiddin Ibnul Arabi, filosuf dan sufi yang agung dari Spanyol dan Al Iraqi.

B.      Kemunduran Islam Abad XI - XVIII
Masa-masa kejayaan Islam yang telah berjalan lama, akhirnya mengalami kemunduran juga. Firman Allah QS. Ali Imran [3] ayat 140 sangat tepat menggambarkan dunia Islam pada saat itu. Secara tegas dinyatakan bahwa kehidupan manusia, baik secara perorangan maupun secara kelompok pasti mengalami masa pasang surut. Ayat tersebut artinya:  “ Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, Maka Sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'[231]. dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.”

[231]     Syuhada' di sini ialah orang-orang Islam yang gugur di dalam peperangan untuk menegakkan agama Allah. sebagian ahli tafsir ada yang mengartikannya dengan menjadi saksi atas manusia sebagai tersebut dalam ayat 143 surat Al Baqarah.

Berbagai krisis yang melanda dunia Islam, gejala-gejalanya telah Nampak sejak abad XI M. Beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran dunia Islam antara lain sebagai berikut:
1.      akibat wahn yaitu cinta dunia dan takut mati
dampaknya:
1. Melemahkan Iman dan semangat Jihad Fii sabilillah.
 2. Dakwah Islam berhenti
3. Ukhuwah Islamiyah melemah
 4. Individualisme dan Hedonisme merajalela
5. Bodoh
 6. Gap antara si Kaya dan si Miskin melebar
 7. Perebutan kekuasaan dengan menghalalkan segala cara
2.      multi krisis
terdiri atas :
a.      krisis keagamaan
·         Lemah iman dan semangat juang
·         sikap KULTUS individu berlebihan
·          taqlid buta (hilangnya sikap kritis dan korektif thdp umara dan ulama)
·          Ijtihad melemah.
b.      krisis sosial politik
·         Timbul perbedaan paham
·         perpecahan umat Islam
·          perebutan kekuasaan
·          Islam lemah
·          dijajah orang Kafir
·          umat Islam tertindas, miskin dan terbelakang.

c.       krisis ilmu pengetahuan

C.    Latar Belakang Kebangkitan Dunia Islam
Benih pembaruan dalam dunia Islam sesungguhnya telah muncul di sekitar abad XIII M. Ketika itu dunia Islam tengah mengalami kemunduran dalam  berbagai bidang. Saat itu pula lahirlah Taqiyudin Ibnu Taimiyah dan menjadi seorang muslim yang sangat peduli terhadap nasib Umat Islam dengan mendapat dukungan dari murid beliau bernama Ibnu Qayyim Al Jauziyah (891 – 751 M).
Kedua tokoh tersebut berusaha memurnikan ajaran Islam (Tajdidu Fil Islam). Mereka ingin memurnikan Islam dari berbagai keyakinan, sikap dan perbuatan yang merusak sendi-sendi Islam dan ingin mengembalikan pemahaman agama Islam dan pengamalan Rasulullah SAW dan generasi Salaf.

D.     Kebangkitan Dunia Islam dan Tokoh-Tokohnya
Perintis Pembaharuan/Pemurnian Islam :
1. Ibnu Taimiyah (1263-1328 M) dan
2. Ibnu Qoyyim Al Jauziyah (1292-1350 M) Yang berasal dari Damaskus, Syiria.
Mereka berpendapat bahwa “Hanya dengan kembali kepada al Qur’an dan Sunnah dalam segala aspek kehidupan, umat Islam akan memperoleh kejayaan dan tidak akan tersesat selamanya”.
Dalil Naqli
“Telah aku tinggalkan untuk kamu dua perkara, yang apabila kamu berpegang teguh kepada kedua-nya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu : Al Qur’an dan Sunnah” (Al-Hadits) Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qoyyim menyerukan agar meninggalkan Taqlid, Bid’ah dan Khurofat
1.                    Kebangkitan Dunia Islam di Arab Saudi dan Tokoh-Tokohnya
Saudi Arabia Dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1787 M) dengan gerakannya Muwahidun/WAHABIYAH.
 Pokok-pokok pemikiran:
a. Yang harus disembah hanya Allah SWT. Yang menyembah selain Allah adalah Musyrik dan boleh dibunuh
b. Islam tidak membenarkan tawasul
c. Bernadzar hanya kepada Allah SWT
d. Sholat Jama’ah hukumnya WAJIB.
e. Merokok hukumnya HARAM
f. Umat Islam harus hidup sederhana
2.                    Kebangkitan Dunia Islam di Mesir dan Tokoh-Tokohnya
Di Mesir Muncul gerakan yang disebut SALAFIYAH / Muhyi Aksaris Salaf. Gerakan Salaf bermaksud menggunakan dan menghidupkan lagi cara, sikap, faham, dan amalan para ulama terdahulu (sahabat Nabi SAW dan Tabi’in yang salih) untuk menilai murni tidaknya pengamalan agama Islam.
Dipelopori oleh :
A.      Jamaludin Al Afghani (1838-1897 M)
Ciri gerakan beliau:
·         memilih perjuangan melalui Politik dan kekuasaan, yang dianggap efektif u/ menegakkan syariat Islam.
·         Mendirikan perkumpulan Al-Urwah (ikatan yg kuat)
·          menerbitkan majalah Al-Urwah Al-wusqa
B.      Muhammad Abduh (1849-1905 M)
·         Berjuang melalui Pendidikan
·         meningkatkan kemampuan dan kualitas pemikiran sadar,dan rasional
·          Ijtihad ØIslam akan bangkit jika umat mau membekali diri dgn semangat berkorban krn Allah semata
·         Cahaya Islam ditutupi o/ umat Islam sendiri” Ø
·         Agama sejalan dg akal, tiada agama bagi yg tidak menggunakan akal
·         Pemikiran-pemikirannya dituangkan dalam majalah Al-Urwah Al-Wusto dan Al-Manar. Juga dalam bukunya “Risalah At-Tauhid”.
C.      Muhammad Rasyid Ridho (1865-1935)
·         Beliau memadukan pemikiran kedua gurunya, dilengkapi dengan konsep Sosial Budaya
·          kapanpun dan dimanapun Islam bisa menjadi penentu dan pewarna dalam kehidupan masyarakat.
D.     Syaikh Hasan Al Bana mendirikan gerakan Islam yang dinamakan “Ikhwanul Muslimin” pada abad XX tahun 1928 M di Mesir. Lahir di Gharbiah Mesir tahun 1906. Ia hafal Al Quran pada umur 14 tahun. Pada umur 16 tahun menjadi mahasiswa Universitas Darul Ulum. Namun ia mati terbunuh secara misterius pada 12 Februari 1949.
Ciri gerakan ini adalah jauh dari pertentangan, pengaruh riya dan kesombongan. Perhatian kepada kaderisasi mengutamakan amaliyah, produktif dan serius pada dunia pemuda. Yang melahirkan banyak tokoh pemikir Islam, seperti Sayyid Qutub, Yusuf Qardawi, Said Hawwa, Muhammad Al Ghazali, Musthafa  Mansur dan Abdullah Azam.

3.                    Kebangkitan Dunia Islam di Turki dan Tokoh-Tokohnya
1.      Musthafa Kemal Attaturk
Kehancuran Turki Utsmani Th 1918 setelah perang dunia I, seluruh wilayah Turki Ustmani, kecuali Istanbul, lepas dari kekuasaan Kekhalifahan, berdasarkan “Konferensi San Remo” di Perancis. Saat itulah muncul Mustafa Kamal Pasya, melakukan Revolusi menggulingkan Kekhalifahan dan mendirikan Negara Republik Turki Merdeka pd Th 1924. Berakhirlah masa kekhalifahan Islam.
Tiga Pandangan Kamal : qWesternisme qSekulerisme qNasionalisme
Langkah-langkah Kamal (Ataturk):
 1. Mengusir semua tentara asing dari wilayah turki
2. Memproklamirkan Negara Turki Merdeka, 3 Maret 1924
3. Membentuk Majelis Kongres Nasional
4. Menetapkan idiologi negara mjd Sekuler
Syariat Islam dihapus,kekhalifahan dihapus ,Hukum Islam diganti hukum barat , Masjid dan Madrasah ditutup ,Agama Islam diganti Sekuler , Adzan harus menggunakan bahasa Turki ,Bahasa dan tulisan Arab diganti Latin , Pendidikan agama dihapuskan
Kemalisme Effect
• Muncul kesadaran untuk melawan ajaran Kemalisme
 • Muncul Partai Demokrasi Turki (1950) yg menyuarakan kebangkitan Islam
• Muncul Partai Keadilan (1980) di bawah pimpinan Sulaiman Damril yg menentang kemalisme dan mengembalikan ajaran Islam sbg agama negara.

Gelombang pembaruan Islam sampai pula ke Negara Turki. Tokoh-tokoh yang pembaruan di sama adalah Tewfik (1867 – 1915 M), Dr. Abdullah Jedwat (1869 – 1932 M), Mehmed Akif (1879 – 1936 M), Zia Gokalp (1875 – 1924) dan Musthafa Kemal Attaturk yang Ia lahir tahun 1881 di Selonika dan meniggal tahun 1983 M). Dasar-dasar pemikiran Musthafa Kemal Attaturk ada 3 hal yaitu Westernisme, Sekularisme dan Nasionalisme. 

4.     Kebangkitan Dunia Islam di India/Pakistan dan Tokoh-Tokohnya
Ada 5 tokoh, yaitu Syah Waliyullah, Sir Sayyid Ahmad Kahn, Sayyid Amir Ali, Muhammad Iqbal dan Muhammad Al Jinnah. 

E.      Muhammadiyah Periode Awal
Pada periode awal merupakan masa perintisan, pembentukan jiwa dan amal usaha serta organisasi. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam di Indonesia yang berpaham modern. Adapun kondisi bangsa Indonesia pada periode awal Muhammadiyah dan usaha-usaha yang dilakukan K.H. Ahmad Dahlan sebagai berikut:
1.      Kondisi Sosial, Politik dan Ekonomi
Ada 5 gambaran keadaan bangsa Indonesia pada saat awal Muhammadiyah:
a.     Kehidupan keberagamaan memprihatinkan, dalam kepercayaan tercampur khurafat, bid’ah dan Taqlid.
b.     Pendidikan terbelakang, anak yang sekolah hanya anak bangsawan dan orang berpangkat.
c.     Anak-anak muda kurang mendapat perhatian.
d.     Perekonomian lemah, bangsa Indonesia menjadi bangsa yang terjajah.
e.     Kegiatan Nasranisasi sangat menonjol, dakwah sangat lemah, umat Islam menjadi umat kelas bawah.

2.      Usaha-Usaha K.H. Ahmad Dahlan
a.     Peningkatan kualitas keislaman bangsa Indonesia.
b.     Peningkatan pendidikan  dengan mendirikan macam-macam sekolah.
c.     Peningkatan martabat wanita.
d.     Persatuan umat Islam Indonesia dengan mengadakan silaturrahim dengan para pemimpin Islam.
e.     Membentuk organisasi Muhammadiyah.
f.        Mendirikan kepanduan Hizbul wathan.
g.     Menerbitkan majalah Suara  Muhammadiyah.
h.      Menggerakan tabligh Islam.
i.         Membantu fakir miskin dengan memelihara dan menyantuni.
Menganjurkan hidup sederhana, terutama dalam pesta perkawinan (walimatul ursy)

3 comments:

  1. Muhammad bin Abdul Wahhab kalo gak salah muncul di Maroko bukan diArab tapi saya masih kurang tau dulu Maroko termasuk Arab atau bukan yg jelas syekh Muhammad bin Abdul Wahhab lah yg menerapkan ajaran memurnikan tauhid di arab dan Ndak pernah saya dengar ada gerakan Wahabi yg didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab di Arab itu hanya hoax
    Penjelasan ustadz Khalid Basalamah
    Ustadz Adi Hidayat
    Ustadz Abdul Somad
    Habib Rizieq Syihab
    Penjelasan mereklah yang saya pakai dan semuanya berdasarkan bukti yang ada
    Jazakallah khairan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Syukron jazzakallahu khairon..
      Iya, benar, bahwa syeikh muhammad bin abdul wahab tidak mendirikan wahabi, tepi orang menamakan pengikut beliau rahimmahullah dengan sebutan wahabi, walaupun sy sndri blm nemu siapa n bagaimana silsilah penamaan wahabi tsb..

      Delete
  2. Maaf saya akan menceritakan yang benar kita tau bahwa negara maupun golongan yang paling benci Arab Saudi adalah iran(sekali lagi ana tidak menuduh Iran keseluruhannya) tapi kita tau pusat aliran Syiah itu disana dan syiah benci Sunni termasuk Arab Saudi dibenci mereka kita tahu bahwa banyak sekali melakukan permainan mereka untuk memecah belah umat Islam tapi dengan izin Allah semua permainan tersebut digagalkan,termasuk kejadian pada tahun 1999, yaitu negara Amerika serikat mengeluarkan keputusan bahwa setiap yang berjenggot,cingkrang,cadar adalah teroris dan tuduhan tersebut dibongkar oleh DR.zakir naik bahwa semua keputusan tersebut tidaklah mendasar dan dibantah oleh beliau dalam debat, karena mereka gagal dalam rencana mereka ,mereka dan Iran(syiah) bekerja sama ujar ustadz Zulkifli, yang tadinya orang berjenggot cingkrang bercadar dibilang mereka teroris sekarang berubah menjadi Wahabidan kita pakai logika kita,mana tuduhan teroris yang mereka omongkan dulu kenapa berubah jadi Wahabi (ujar ulama Kairo)nah dari sini kita tahu bahwa asal muasal penggunaan kata Wahabi,dari Syiah lalu ke Amerika dan negara-negara Eropa lainnya tapi yang jelas kita mendalami ilmu Islam sesuai Al Qur'an dan Sunnah
    Jazakallah khairan

    ReplyDelete