Sunday, 13 January 2019

CIRI GERAKAN MUHAMMADIYAH




CIRI GERAKAN MUHAMMADIYAH - 
Persyarikatan Muhammadiyah sebagai suatu gerakan sangat mudah dikenal, karena mempunyai ciri/identitas yang khusus, yaitu gerakan Islam, da'wah amar ma'ruf nahi munkar, gerakan tajdid, bersumber pada al-Quran dan as-Sunnah as-Shahihah al-Maqbuulah, bertaraf nasional (bahkan Internasional yakni dengan banyaknya berdiri cabang-cabang istimewa Muhammadiyah di luar negeri).




A. Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam dan Dakwah Islam

Muhammadiyah dikenal sebagai Gerakan Islam dan Dakwah Islam karena mendasarkan perjuangannya pada ajaran Islam. Adapun pengertian masing-masing sebagai berikut:


1. Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam

Muhammadiyah dalam melaksanakan dan memperjuangkan keyakinan dan cita-cita hidupnya selalu mendasarkan pada prinsip-prinsip ajaran Islam, dan Muhammadiyah mempunyai keyakinan bahwa hanya Islam yang dapat mengatur tata kehidupan manusia yang membawa kesejahteraan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Hal ini didasarkan pada:
1.       Firman Allah 'Azza wa Jalla Tentang Kebenaran Islam:

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الإِسْلاَم

“Sesungguhnya agama yang diridhoi di sisi Allah hanyalah Islam.” [Ali Imron: 19]
2.       Tentang Ketinggian Islam:

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ


“Dan barangsiapa yang mencari selain Islam sebagai agama, maka tidak akan diterima dari padanya, dan ia di akhirat kelak termasuk orang-orang yang merugi.” (Ali Imron: 85).”

3.       Tentang maksud dan tujuan Muhammadiyah, yaitu: "menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya"

Untuk meraih maksud dan tujuan ini, Muhammadiyah bergerak mengamalkan ajaran Islam dengan sungguh-sungguh. Amalan perorangan maupun  amal kolektif/jama'ah/dalam organisasi, semuanya dikerjakan dengan sungguh-sungguh.

2. Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah islam

Dalam mewujudkan cita-cita dan keyakinannya Muhammadiyah menggunakan cara Da'wah Islam Amar Ma'ruf Nahi Munkar dengan hikmah kebijaksanaan. Jadi Muhammadiyah menempatkan dirinya sebagai gerakan Da'wah: mengajak, memanggil, menyeru dengan tidak jemu-jemunya, tidak memaksa, tidak boleh marah, tidak boleh putus asa apabila tidak berhasil, apabila dimusuhi, semuanya harus diterima dengan senang hati. Berhasil itu memang yang diharapkan, tidak berhasil itu hak Allah, kita serahkan pada Allah, kita puas karena telah memenuhi kewajiban. Kita perlu ingat bahwa taufiq, hidayah, dan 'inayah itu milik Allah semata.

Selanjutnya kita sebagai warga Muhammadiyah mendapat kewajiban melakukan Da'wah Islam Amar ma'ruf Nahi Munkar seperti firmanNya:

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِوَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ


"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung". (QS. Ali Imran: 104)

Hadits Nabi:

بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً 


“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)

Cara Melakukan Da'wah

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ


"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk". (QS. An-Nahl: 125)

Adapan yang menjadi obyek Da'wah terdiri atas dua kelompok, yaitu:

a.       Ummat Ijabah: adalah da'wah kepada orang yang telah Islam. Da'wah ini bersifat pembaruan (tajdid) sesuai dengan sumber asilnya yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.
b.      Ummat Da'wah: yaitu da'wah kepada orang-orang yang belum Islam. Da'wah ini bersifat ajakan dan bimbingan yang bersifat mendidik agar mendekat pada Islam, mendengar, mempelajari kemudian masuk Islam.


B. Muhammadiyah sebagai Gerakan Tajdid dan Nasional

1. Muhammadiyah sebagai Gerakan Tajdid
Tajdid yang dimaksud dalam gerakan Muhammadiyah adalah memperbarui cara berpikir sesuai dengan perkembangan dan perubahan zaman. Bukan pembaruan ajaran Islam, tetapi cara berpikir umat Islam yang perlu diperbarui. Sasaran gerakan tajdid adalah manusia. Perubahan zaman jangan sampai merusak dasar-dasar ajaran Islam. Demikian juga tidak membuat umat Islam ketinggalan zaman. Sehingga tidak leluasa menjalankan amal ibadah. Bahkan zaman yang terus berkembang hendaknya memberi kesempatan kepada umat Islam yang teguh pada jabatan agamanya, bertambah mendapatkan peluang baru mengamalkan seluruh ajaran agamanya.

Tajdid juga berarti membersihkan ajaran Islam dari campur aduknya dengan ajaran-ajaran yang bukan Islam. Mengembalikan ajaran Islam kepada sumbernya yang asli yaitu Al-Quran dan Al-Hadits (As-Sunnah As-Shahihah Al-Maqbullah). Membersihkan dari penyakit TBC (Takhayul, Bid’ah dan Churafat). Penyakit ini sangat berbahaya bagi perkembangan ajaran Islam yang murni dan merusak aqidah Islam. Sebagai contoh dalam realita keumatan kita seperti meramal, perdukunan, sesaji, kenduri, dan ritual atau tata cara ibadah yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan hadis.

Oleh sebab itu Muhammadiyah selalu berorientasi kepada pembaharuan dalam segala bidang sesuai dengan kemajuan zaman dengan tidak meninggalkan prinsip Islam. Allah berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ


“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” [Ar-Ra’d/13:11].

2. Muhammadiyah sebagai Gerakan Nasional
Muhammadiyah didirikan pada saat penjajahan Belanda masih menduduki bumi Indonesia. Mula-mula gerakan ini dicurigai oleh pemerintah Belanda. Beberapa kali izin mendirikannya ditolak atau digagalkan. Namun, usaha dari K.H. Ahmad Dahlan bersama tokoh kebangkitan nasional lainnya tidak pernah berhenti. Penjelasan dari beliau dan tokoh-tokoh Budi Utomo pada Pemerintah Belanda mempu meyakinkan tentang tujuan gerakan ini. Tujuan suci dari gerakan ini adalah membantu pemerintah mencerdaskan bangsa, terutama umat Islam. Walupun sebenarnya Pemerintah Belanda tentu tidak menghendaki bangsa Indonesia menjadi cerdas dan pandai. Namun akhirnya, perjuangan beliau dan atas pertolongan dan ridla Allah SWT, izin dari Pemerintah Belanda dapat diperoleh. Dengan catatan wilayah gerak persyarikatan ini hanya di Pulau Jawa.
Mulai saat itu Muhammadiyah berkembang, dan tetap menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. Sambil terus menghidupkan roh jihad dalam jiwa umat Islam. Mulai mengikuti perkembangannya sampai masa proklamasi kemerdekaan Indonesia, Muhammadiyah bergerak dalam bidang dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Muhammadiyah juga memberi andil bagi perkembangan nasionalisme Indonesia dan jiwa Islam. Kemudian menempatkan Muhammadiyah sebagai suatu pergerakan yang memperjuangkan kepentingan bangsa dan tanah air Indonesia dalam bidang-bidang kehidupan. Maka dikenallah oleh setiap orang dan tokoh nasional sikap dan karakter K.H. Ahmad Dahlan beserta latar belakang perjuangannya.

Itulah awal dikenalnya dan ditancapkan Muhammadiyah sebagai pergerakan nasional Indonesia. Banyak tokoh-tokoh Muhammadiyah yang berperan besar dalam pergerakan yang bersifat nasionalisme. Beberapa diantaranya yaitu Ki Bagus Hadi Kusumo, K.H. Mas Mansur, Jenderal Sudirman, Kasman Singodimeja dan Buya HAMKA.


Tokoh-tokoh Muhammadiyah yang diangkat sebagai Pahlawan Nasional adalah:
1. KH. Ahmad Dahlan
2. Siti Walidah (Nyai Dahlan/Istri KH. Ahmad Dahlan)
3. Prof. KH. Kahar Muzakir (Termasuk Penandatangan Piagam Jakarta)
4. Mulyadi Djoyomartono (Menteri Sosial RI Pertama)
5. KH. Mas Mansur
6. Prof. DR. Haji Abdul Malik Karim Amrullah/HAMKA (Ketua MUI pertama)

C. Membiasakan Diri Berperilaku "Amar Ma'ruf Nahi Munkar" Sesuai Prinsip Dasar Ajaran Muhammadiyah

Setiap muslim dan muslimah hendaknya membiasakan diri untuk berperilaku amar ma'ruf nahi munkar (memerintah/mengajak pada kebaikan dan mencegah kemunkaran) baik terhadap diri sendiri maupun terhadap sesama manusia (orang lain).

Setiap muslim dan muslimah yang  berperilaku amar ma'ruf nahi munkar terhadap diri sendiri, tentu akan senantiasa bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, dimanapun dan kapanpun ia berada, ia akan selalu bersyukur kepadaNya bila dadlam situasi yang menyenangkan dan akan senantiasa bersabar bila berada dalam kondisi yang menyusahkan. Melakukan amar ma'ruf terhadap diri sendiri berarti harus berinisiatif, aktif serta kreatif beramal shalih yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

Melakukan nahi munkar terhadap diri sendiri berarti harus mengekang diri dari berbuat munkar atau keji dan tercela, seperti: malas, marah, iri dengki, dendam, putus harapan, pembolos, dan lain-lain. Hindari perilaku tercela ini, buang jauh-jauh, jangan menggosip, bersangka buruk (suu-ud dhon) dan lain-lain.

Demikian juga setiap muslim dan muslimah hendaknya membiasakan diri beramar ma'ruf nahi munkar terhadap sesama, baik dalam kehidupan keluarga, bertetangga, maupun terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Contoh amar ma'ruf terhadap sesama: mengajak belajar bersama, menagajak shalat berjamaah, mengajak disiplin berangkat sekolah, mengajak masuk kelas tepat waktu, dan lain-lain. Sedang contoh nahi munkar terhadap sesama: mengajak menghindari perilaku tercela, mencegah teman yang membully teman lainnya, mencegah perjudian, mencegah teman yang mau bolos sekolah, dan lain-lain.

InsyaaAllah, jika setiap muslim dan muslimah atau anggota masyarakat telah melakukan amar ma'ruf nahi munkar  dalam kehidupan sehari-hari, niscaya mereka akan memperoleh kehidupan yang baik di dunia-akhirat dan selamat/terjaga dari neraka, terkabul do'a mereka "Robbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah, wafil aakhiroti hasanah, wa qinaa 'adzaaban naar" (Yaa Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan jagalah kami dari adzab api neraka). Aamiin

6 comments: